ANDA INGIN MENGUPLOAD DAN DOWNLOAD SESUKA HATI..???
Kadang kita kebingungan bagaimana menyimpan dan berbagi data ke orang lain. saat ini banyak disediakan fasilitas yang mungkin sering terlewatkan. masuk aja ke disini.
Diatas adalah bentuk muka dari scribd yang akan kita kelola. Ini ada link yang mungkin bisa buat referensi agan buat ngupload data anda. klik disini.
Selamat mencoba....!!!
GEMA EDUKASI
Senin, 25 November 2013
TRIK MENGETAHUI ASLI - PALSUNYA NOMOR IMEI PONSEL ANDA
Cara Mengetahui Nomor IMEI Ponsel
Kebijakan pemerintah melalui
Kementerian Komunikasi dan Informatika yang akan melakukan tindakan
tegas terhadap keberadaan banyaknya ponsel ilegal dari berbagai merek di
pasaran, yaitu dengan cara
mematikan sinyal ponsel ilegal tersebut. Hal ini sesuai dengan
kesepakatan bersama antara Kementerian Komunikasi dan Informatika
bersama dengan Kementerian Perdagangan, serta didukung oleh para
pimpinan dari seluruh operator telekomunikasi di Indonesia untuk
memblokir nomor International Mobile Equipment Identity (IMEI) ponsel ilegal.
Terkait dengan rencana pemblokiran terhadap ponsel dengan IMEI ilegal
oleh pemerintah tersebut didasari dengan Peraturan Menteri Perdagangan
No. 82/M.DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Impor Telepon Seluler,
Komputer Genggam dan Komputer Tablet.
Sementara pemblokiran ponsel dengan nomor IMEI ilegal itu sendiri akan
dilakukan secara bertahap dalam waku setahun sejak Kamis, 4 Juli 2013.
Sementara itu pemberitaan terkait pemblokiran ponsel dengan IMEI palsu telah mengundang pro dan kontra di tengah masyarakat saat ini. Sebab banyak diantara kalangan masyarakat pengguna ponsel ternyata belum terlalu familiar dengan keberadaan nomor IMEI, sehingga sangat sulit untuk membedakan antara produk ponsel asli dan palsu.
Seperti diketahui bahwa IMEI sendiri adalah identitas ponsel yang beredar di seluruh dunia yang tidak akan sama satu dengan yang lainnya kecuali bila seorang produsen berani berulah untuk memalsukan salah satu ponsel. Lalu bagaimana cara mengetahui nomor IMEI ponsel yang asli dan palsu tersebut?
Berikut ini adalah beberapa cara mengetahui nomor IMEI ponsel ilegal dan legal dari berbagai situs internet:
1. Melihat Nomor IMEI Langsung di Bagian Belakang Ponsel
Melihat nomor IMEI ponsel dengan cara ini merupakan cara manual yang dapat Anda lakukan. Cobalah perhatikan secara teliti di balik perangkat ponsel Anda yang akan menyertakan 15 digit nomor IMEI.
2. Menekan tombol *#06#
Setiap ponsel dari merek apapun akan langsung mengeluarkan 15 digit nomor IMEI pada layar Anda, ketika mengetikkan tombol *#06#, sementara untuk mengetahui keaslian dari ponsel tersebut bisa diketahui secara online melalui situs Numberingplans.com
Melalui situs tersebut, Anda akan diminta untuk memasukkan 15 digit kode IMEI melalui kolom isian "Enter IMEI number below". Masukkanlah 15 digit IMEI ke dalamnya dan klik "Analyse". Dengan cara terebut, maka egala informasi mengenai ponsel Anda mulai dari produsen, tipe handset, hingga tanggal penjualan akan kelihatan.
Bila informasi yang didapat dari situs itu cocok dengan keberadaan perangkat yang Anda miliki maka ponsel Anda terjamin keasliannya. Namun, jika tidak cocok maka Anda harus mengkonfirmasi ulang dari pihak Anda membelinya sebelum terlambat.
Sementara itu pemberitaan terkait pemblokiran ponsel dengan IMEI palsu telah mengundang pro dan kontra di tengah masyarakat saat ini. Sebab banyak diantara kalangan masyarakat pengguna ponsel ternyata belum terlalu familiar dengan keberadaan nomor IMEI, sehingga sangat sulit untuk membedakan antara produk ponsel asli dan palsu.
Seperti diketahui bahwa IMEI sendiri adalah identitas ponsel yang beredar di seluruh dunia yang tidak akan sama satu dengan yang lainnya kecuali bila seorang produsen berani berulah untuk memalsukan salah satu ponsel. Lalu bagaimana cara mengetahui nomor IMEI ponsel yang asli dan palsu tersebut?
Berikut ini adalah beberapa cara mengetahui nomor IMEI ponsel ilegal dan legal dari berbagai situs internet:
1. Melihat Nomor IMEI Langsung di Bagian Belakang Ponsel
Melihat nomor IMEI ponsel dengan cara ini merupakan cara manual yang dapat Anda lakukan. Cobalah perhatikan secara teliti di balik perangkat ponsel Anda yang akan menyertakan 15 digit nomor IMEI.
2. Menekan tombol *#06#
Setiap ponsel dari merek apapun akan langsung mengeluarkan 15 digit nomor IMEI pada layar Anda, ketika mengetikkan tombol *#06#, sementara untuk mengetahui keaslian dari ponsel tersebut bisa diketahui secara online melalui situs Numberingplans.com
Melalui situs tersebut, Anda akan diminta untuk memasukkan 15 digit kode IMEI melalui kolom isian "Enter IMEI number below". Masukkanlah 15 digit IMEI ke dalamnya dan klik "Analyse". Dengan cara terebut, maka egala informasi mengenai ponsel Anda mulai dari produsen, tipe handset, hingga tanggal penjualan akan kelihatan.
Bila informasi yang didapat dari situs itu cocok dengan keberadaan perangkat yang Anda miliki maka ponsel Anda terjamin keasliannya. Namun, jika tidak cocok maka Anda harus mengkonfirmasi ulang dari pihak Anda membelinya sebelum terlambat.
Rabu, 09 Oktober 2013
"Makalah Filsafat Pendidikan Islam dan Barat"
FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM DAN BARAT
MAKALAH
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam dan Barat
Dosen Pembina
Prof. H.
Fauzan Saleh, MA., Ph.D
Dr. Muniron,
M.Ag
Oleh:
Akhmad Rudi
Masrukhin
NIM.
0849120039
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM
PASCASARJANA
STAIN JEMBER
April, 2013
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ....
ii
I.
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A.
Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
B.
Perumusan Masalah.......................................................................................... 2
C.
Tujuan Penelitian............................................................................................... 2
II.
PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
A.
Teori Pengetahuan Islam Klasik Al Kindi (801-873 M.)..................................... 3
1.
Biografi Al Kindi........................................................................................... 3
2.
Filsafat Al Kindi............................................................................................ 4
3.
Karya-karya Al Kindi.................................................................................... 5
B.
Teori Pengetahuan Islam Klasik Al Farabi (870-950
M.).................................. 6
1.
Biografi Al Farabi........................................................................................ 7
2.
Filsafat Al Farabi.......................................................................................... 8
3.
Karya-karya Al Farabi.................................................................................. 12
C.
Teori Pengetahuan Islam Klasik Ibn Sina (980-1037
M.).................................. 13
1.
Biografi Ibn Sina.......................................................................................... 13
2.
Filsafat Ibn Sina........................................................................................... 14
3.
Karya-karya Ibn Sina.................................................................................... 18
III.
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... .................. 20
A.
Kesimpulan..................................................................................... .... ............. 20
B.
Saran-saran..................................................................................... .................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia
mempunyai seperangkat pengetahuan yang bisa membedakan antara benar dan salah,
baik dan buruk. Namun penilaian ini hanya bisa dilakukan oleh orang lain yang
melihat kita. Orang lain yang mampu memberikan penilaian secara objektif dan
tuntas, dan pihak lain yang melakukan penilaian sekaligus memberikan arti
adalah pengetahuan yang disebut filsafat. Filsafat berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari kita. Kemungkinan filsafat bisa juga disebut dengan apresiasi. [1]
Wujud
dari apresiasi dari buah pikir manusia inilah yang nantinya akan melahirkan
sebuah proses transformasi pengetahuan
yang disebut sebagai dasar konsep-konsep pendidikan.
Pendidikan itu sendiri senantiasa memberi
saham yang besar dalam membina kemegahan dan kemajuan semua umat manusia. Pendidikanlah yang menciptakan kekuatan-kekuatan yang mendorong
untuk mencapaitujuan yang diinginkan. Berbicara tentangpendidikan, pengertian
Pendidikan secara global adalah usaha sadar dan terencana yang bertujuan
membentuk atau mengembangkan potensi suatu individu dari keadaan yangkurang
tahu akan sesuatu menjadi keadaan yang mengerti atau paham tentang sesuatu
hal.
Disadari atau tidak
pendidikan adalah modal utama suatu bangsa (ummat) jika bangsa tersebut ingin tetap survive dan bisa bersaingdengan bangsa lain.
Karena melalui pendidikanlah yang dapat menghasilkan
individu-individu yang mampu membawa perubahan pada bangsa. Kemudian
untukmembentuk individu yang sempurna yangtidak hanya memiliki kemampuan
intelegensItinggi, tetapi juga harus memiliki kemampuan spiritual yang memadai.
Untuk itu pendidikanIslam patut mendapat perhatian yang penuhdari pihak atau
orang-orang yang bekerjadalam lapangan pendidikan. Pendidikan Islamselain
meninggalkan peninggalan-peninggalanyang abadi di bidang akhlak, agama, tradisi,ilmu
pengetahuan dan kesenian yang telah dijelaskan seluk beluk dan isi kandungan
oleh ahli sejarah, ia juga telah meninggalkan peninggalan-peninggalan yang masih memerlukan pembahasan, seperti
dalam bidang tujuan, teori, sistem-sistem, metode-metode pendidikan,
yang itu masih berpengaruh dalam pembentukan pemikiran kita. [2]
Berdasarkan konsep
Islam tentang manusia tersebut yang diaplikasikan ke dalam konsep pendidikan
Islam, yang dalam kaitan ini kelihatan sesungguhnya pendidikan Islam itu adalah
pendidikan yang berkesinambungan.
“Education should aim at the balanced growth
of the total personality of Man trough the training of Man’s spirit, intellect,
the rational self, feelings and bodilly senses.” (conference on Muslim
Education:4)[3]
Di sisi lain ternyta
masih banyak pula PR mengenai problem dan disorientasi tujuan pendidikan saat
yang tidak hanya menjadi sebuah wacana saja namun patut kiranya perlu mendapat
tindak lanjut solusi untuk mengentaskan masalah tersebut.
Maka dari itu ,
penulis merasa tepat kiranya untuk mencoba mengelaborasikan fenomena tersebut
dalam sebuah karya ilmiah sederhana yang disentesiskan dengan konsep-konsep
dari dari para tokoh sumber yang relevan tentang hakikat tujuan pendidikan.
B.
Rumusan
Masalah
Berangkat
dari latar belakang topik diatas maka dalam penulisan makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah pengertian tujuan
pendidikan?
b. Bagaimanakah Pandangan Para
Filosuf tentang Hakikat Tujuan
Pendidikan?
c. Apakah hakikat tujuan pendidikan
Islam dan ragamnya?
d. Apakah contoh problematika dan disorientasi pendidikan saat
ini?
C.
Tujuan
Makalah ini
ditulis dengan satu tujuan, yakni:
a. Untuk
mengetahui pengertian tujuan pendidikan;
b. Untuk
mendiskripsikan pandangan para filosuf tentang hakikat tujuan pendidikan;
c. Untuk mengetahui
hakikat tujuan
pendidikan Islam dan ragamnya;
d. Untuk
mengetahui contoh problematika dan disorientasi pendidikan saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tujuan Pendidikan
1. Pengertian Tujuan Pendidikan secara Terminologis
Adapaun Secara Terminologis tujuan adalah arah, haluan,
jurusan, maksud. Atau tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Atau menurut
Zakiah Darajat, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu
usaha atau kegiatan selesai. Karena itu tujuan pendidikan Islam adalah sasaran
yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan
pendidikan Islam[4]
Tujuan
pendidikan biasanya dirumuskan dalam bentuk
tujuan akhir (ultimate
aims of education). Secara umum
tujuan pendidikan ialah
kematangan
dan
integritas pribadi. Ada pula yang merumuskan dengan kata kesempurnaan
(perfection). Bagi kaum Naturalis, dengan tokohnya JJ.
Rousseau, menyatakan bahwa
tujuan akhir pendidikan adalah self-realisasi potensi-potensi manusia
menjadi kenyataan di dalam tindakan yang nyata. Seperti dikatakan Rousseau :
... education should aim to perfect the individual in all his powers ..., the
education is not to make a soldier, magistrate, or priest, but to make a man.
Maksudnya pendidikan
harus bertujuan untuk menyempurnakan semua potensi individu..., pendidikan bukan bertujuan untuk membina manusia menjadi
prajurit, seorang
hakim, melainkan untuk membina seseorang menjadi manusia.
[5]
2. Pengertian Tujuan Pendidikan secara Epistimologis
Secara Epistemologis Merumuskan tujuan pendidikan
merupakan syarat mutlak dalam mendefiniskan pendidikan itu sendiri yang paling
tidak didasarkan atas konsep dasar mengenai manusia, alam, dan ilmu serta
dengan pertimbangan prinsip-prinsip dasarnya. Hujair AH. Sanaky menyebut istilah
tujuan pendidikan Islam dengan visi dan misi pendidikan Islam. Menurutnya,
sebenarnya pendidikan Islam telah memiki visi dan misi yang ideal, yaitu “Rohmatan
Lil ‘Alamin”. Munzir Hitami berpendapat bahwa tujuan pendidikan tidak
terlepas dari tujuan hidup manusia, biarpun dipengaruhi oleh berbagai budaya,
pandangan hidup, atau keinginan-keinginan lainnya.[6]
3. Pengertian Tujuan Pendidikan secara Ontologis
Secara Ontologis : Dalam Islam, hakikat manusia
adalah makhluq ciptaan Allah. Sedangkan menurut tujuan umum pendidikan Islam
ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan
haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang
dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Sebagaimana dalam
firman Allah SWT,
Artinya : ”Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
(Q.S. Adz-Dzariyat: 56).
Tujuan akhir pendidikan Islam adalah terciptanya insan
kamil. Menurut Muhaimin bahwa insan kamil adalah manusia yang mempunyai wajah
Qur’ani, tercapainya insan yang memiliki dimensi religious, budaya dan ilmiah.
Mencari hakekat pendidikan adalah menelusuri manusia itu sendiri sebagai bagian
pendidikan. Melihat pendidikan dan prosesnya kepada manusia, sebetulnya
pendidikan itu sendiri adalah sebagai suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan.
Istilah kemanusiaan secara leksikal bermakna sifat-sifat manusia,
berperilaku selayaknya perilaku normal manusia, atau bertindak dalam logika
berpikir sebagai manusia. Pemanusiaan secara leksikal bermakna proses
menjadikan manusia agar memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia dewasa,
manusia dalam makna seutuhnya. Artinya dia menjadi riil manusia yang mampu menjalankan
tugas pokok dan fungsinya secara penuh sebagai manusia.
Banyak sekali sebetulnya apa yang dikemukakan oleh para
ahli muslim, tapi kesemuanya pada esensinya sama dengan di atas. Selain itu
bahwa pendidikan itu juga untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Tugas pokok dan
fungsi tersebut adalah sebagai mandataris Tuhan (Khalifatullah Fi Al-Ardhi).
Imam Al-Gazali (w.1111 M) sebagaimana disimpulkan oleh Fathiyah Hasan
Sulaiman, pada dasarnya mengemukakan dua tujuan pokok pendidikan Islam:
1.
Untuk mencapai kesempurnaan manusia dalam
mendekatkan diri kepada Tuhan; dan
2. Sekaligus untuk mencapai
kesempurnaan hidup manusia dalam menjalani hidup dan penghidupannya guna
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
B.
Pandangan Para Filosuf tentang Hakikat Tujuan Pendidikan
Pendidikan
merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of culture and transfer of religius yang diarahkan pada upaya untuk memanusiakan
manusia. Hakikat proses pendidikan ini
sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki
nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan
keamanan.
Para filosuf klasik lebih dahulu mengemukakan pandangan berbeda-beda mengenai tujuan pendidikan, antara lain:
1.
Plato (427-347 SM)
Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan.
2.
Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles menganggap kebahagiaan sebagai tujuan dari pendidikan yang baik. Ia mengembangkan individu secara bulat dan total, meliputi aspek jasmaniyah, emosi, dan intelek. Ia juga mengakui bahwa kebahagiaan tertinggi adalah “kehidupan berpikir”.
3.
Thomas Aquinas
Thomas berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap –tiap individu. Seorang guru bertugas untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak didik agar menjadi aktif dan nyata.[7]
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan
maka berkembang pula berbagai analisa ilmiah yang memunculkan teori-teori baru mengenai filsafat pendidikan.
Menurut John Dewey tujuan pendidikan
adalah efisiensi sosial dengan cara
memberikan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan demi pemenuhan kepentingan
dan kesejahteraan bersama secara bebasn dan maksimal.
Menurut Freire hakekat
tujuan pendidikan adalah membebaskan. Freire mendobrak bahwa pendidikan haruslah mencermati realitas sosial. Pendidikan
tidaklah dibatasi oleh metode dan teknik pengajaran
bagi anak didik. Pendidikan untuk kebebasan ini tidak hanya sekedar dengan
menggunakan proyektor dan kecanggihan sarana tekhnologi lainnya
yang ditawarkan sesuatu kepada peserta
didik yang berasal dari latar belakang apapun. Namun sebagai sebuah praksis
sosial, pendidikan berupaya memberikan bantuan membebaskan manusia
di dalam kehidupan bjektif dari
penindasan yang mencekik mereka . Hal senada juga di ungkapkan oleh Ki Hajar
Dewantara, bahwa pendidikan seharusnya memerdekakan,.
YB. Mangunwijaya beranggapan bahwa pendidikan haruslah berbasis
realitas sosial. Kata Latin untuk mendidik adalah educare yang berarti menarik
keluar dari, dan ini boleh diartikan usaha
pemuliaan. [8]
Kata educare memberi arah kepada pemuliaan manusia, atau pembentukan manusia. Dalam pengertian sederhana secara leksikal
education (pendidikan) adalah suatu
proses pembebasan untuk membuat manusia lebih manusiawi. Manusiawi berarti
manusia yang lebih mulia, yang keluar dari ketertindasan dan
kebodohan.
C.
Hakikat Tujuan Pendidikan Islam dan
Ragamnya
1.
Hakikat Tujuan Pendidikan Islam
Sebagai suatu kegiatan yang terencana, pendidikan Islam memiliki
kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Kita sulit membayangkan dalam benak, jika
suatu kegiatan tanpa memiliki kejelasan
tujuan. Demikian pentingnya tujuan
tersebut tidak mengherankan jika dijumpai kajian yang
sungguh-sungguh di kalangan para ahli mengenai tujuan tersebut.
Hal itu bisa dimengerti karena tujuan pendidikan
mempunyai kedudukan yang amat signifikan. Ahmad D. Marimba, menyebutkan ada empat Fungsi tujuan pendidikan :
a.
Tujuan berfungsi mengakhiri usaha.
Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidaklah mempunyai arti apa-apa. Selain itu,usaha permulaan dan
mengalami pula akhirnya. Ada usaha yang terhenti karena
suatu kegagalan sebelum mencapai tujuan, tetapi usaha tersebut belum dapat disebut berakhir, karena suatu usaha baru berakhir kalau tujuan akhir telah tercapai.
b.
Tujuan berfungsi mengarahkan usaha.
Tanpa adanya antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan, penyelewengan akan banyak terjadi dan kegiatan yang dilakukan tidak akan berjalan secara efisien.
c.
Tujuan berfungsi sebagai titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain.
Yaitu tujuan baru
maupun tujuan-tujuan lanjutan dari
tujuan pertama. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa dari satu segi tujuan
tersebut dapat mempengaruhi dinamika dari
usaha itu.
d. Tujuan memberi nilai (sifat) pada usaha
itu.
Ada usaha-usaha
yang tujuannya lebih luhur, lebih mulia, lebih
luas dari usaha-usaha yang lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam rumusan setiap
tujuan selalu disertai dengan nilai-nilai yang
hendak diusahakan perwujudannya.[9]
Mengutip Sayyid Quth, bahwa sesungguhnya tujuan
pendidikan adalah untuk mewujudkan manusia yang yang baik (Al-Insan
Al-Shalih) yang sudah pasti bersifat universal dan sudah pasti diakui semua
orang dan semua aliran tanpa mempersoalkan di manapun negerinya dan apapun
agamanya. Ghozali melukiskan tujuan
pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya, yaitu sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan
pembersihan jiwa dengan maksud di balik itu membentuk individu-individu yang
tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa. Dengan ini pula keutamaan itu
akan merata dalam masyarakat.
Pada hakekatnya tujuan pendidikan Islam adalah :
1.
Membentuk
manusia beraqidah (Tarbiyah 'Aqidiyah)
2.
Membentuk
manusia beraklak mulia (Tarbiyah Khuluqiyah)
3.
Membentuk
manusia berfikir (Tarbiyah Fikriyah)
4.
Membentuk
manusia sehat dan kuat (Tarbiyah Jismiyah)
5.
Membentuk
manusia kreatif, inisiatif, antisipatif, dan responsive (Tarbiyah Amaliyah).[10]
Jadi pada dasarnya hakikat pendidikan disini adalah upaya melestarikandan
mempertahankan khazanah pemikiran
ulama sebagaimana
tertuang dalam kitab-kitab mereka.
2.
Ragam
Tujuan Pendidikan
Ada beberapa ragam tujuan pendidikan menurut Islam yaitu :
a.
Tujuan umum
Ialah tujuan yang akan dicapai
dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang
lainnya. Tujuan umum lebih bersifat empirik dan realistik. Tujuan umum
berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena menyangkut
perubahan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik. An Nahlawy menunjukkan
empat tujuan umum dalam pendidikan Islam yaitu :
1) Pendidikan akal dan persiapan
pikiran.
2) Menumbuhkan potensi-potensi
dan bakat-bakat asal pada anak-anak.
3) Menaruh perhatian pada
kekuatan dan potensi generasi muda dan mendidik mereka sebaik-baiknya, baik
laki-laki maupun perempuan.
4) Berusaha untuk menyumbangkan
segala potensi-potensi dan bakat-bakat manusia.[11]
b.
Tujuan akhir/ Tertinggi
yaitu terwujudnya ”insan kamil” (manusia
paripurna). Menurut Al Abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan
islam menjadi :
1) Pembinaan akhlak.
2) Menyiapkan anak didik untuk
hidup di dunia dan akhirat.
3) Penguasaan ilmu.
4) Keterampilan bekerja dalam
masyarakat.
Menurut Asma Hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat
diperinci menjadi:
1) Tujuan keagamaan.
2) Tujuan pengembangan akal dan
akhlak.
3) Tujuan pengajaran kebudayaan.
4) Tujuan pembicaraan
kepribadian.
Menurut
Munir Mursi, tujuan pendidikan Islam menjadi :
1) Bahagia di dunia dan akhirat.
2) Menghambakan diri kepada Allah.
3) Memperkuat ikatan keislaman
dan melayani kepentingan masyarakat islam.
4) Akhlak mulia.
Bila tujuan pendidikan seperti apa yang
disampaikan oleh Asma Hasan al Fahmi dan Munir Mursi, maka tujuan pendidikan
adalah pengembangan akal dan akhlak yang dalam akhirnya dipakai untuk
menghambakan diri kepada Allah SWT. Manusia mempunyai aspek rohani seperti yang
dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29: “Maka Aku telah menyempurnakan
kejadiannya dan meniupkan ke dalamnya roh-Ku, maka sujudlah kalian kepada-Nya”.
Dan tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dari
firman Allah SWT yang artinya : ”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kamu mati kecuali
dalam keadaan muslim berserah diri kepada Allah.” (Q.S. Ali Imran: 102).
Jadi insan kamil yang mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah inilah
merupakan tujuan akhir dari pendidikan Islam.[16]
c.
Tujuan Sementara
yaitu tujuan yang akan dicapai
setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam
suatu kurikulum pendidikan formal. Atau tujuan sementara adalah sasaran
sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan
Islam. Maksudnya yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan
jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan,
kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani-rohani dan sebagainya.[12]
d.
Tujuan Operasional
Adapun yang dimaksud tujuan
operasional yaitu tujuan praktis yang dicapai melalui kegiatan pendidikan
tertentu.[ 18]
Sedangkan di dalam Tujuan Pendidikan
Islam, Marimba mengemukakan dua macam tujuan, yaitu :
a.
Tujuan sementara
Yaitu sasaran sementara yang
harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Maksudnya yaitu
tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan
membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan,
kedewasaan jasmani-rohani dan sebagainya.
b.
Tujuan akhir
Yaitu terwujudnya kepribadian
muslim yang terdiri dari aspek-aspek kejasmaniahan, aspek-aspek kejiwaan dan
aspek-aspek kerohaniahan yang luhur. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah
terciptanya insan kamil .Menurut Muhaimin bahwa insan kamil adalah manusia yang
mempunyai wajah Qurani, tercapainya insan yang memiliki dimensi religious
,budaya dan ilmiah.
Sedangkan Abdul Fatah Jalal mengelompokkan tujuan
pendidikan Islam menjadi :
a.
Tujuan umum
Yaitu menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah
SWT., yang senantiasa mengagungkan dan membesarkan asma Allah SWT dengan
meneladani Rasulullah SAW, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, suka mempelajari
segala yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan tujuan yang telah
digariskan oleh Allah SWT. Seperti tercermin Dalam Q.S Al-Muddasir: 1-3,
Al-”alaq: 1-5, Az-Zariyat: 56-58, al-Baqarah: 21, Al-Anbiya’: 25, An-Nahl: 36.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia yang menghambakan kepada Allah.
Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada
Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan
hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu
menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat al Dzariyat
ayat 56: “Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka
beribadah kepada-Ku”
b.
Tujuan khusus
Yaitu perincian dari
tujuan umum. Atau pengkhususan atau operasional tujuan tertinggi/ terakhir dan
tujuan umum pendidikan Islam. Tujuan khusus bersifat relatif sehingga
dimungkinkan untuk diadakan perubahan dimana perlu sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi/ terakhir dan
umum itu. [13]
Adapun
rincian tujuan Tujuan khusus antara lain :
1) Mendidik individu yang saleh
dengan memperhatikan perkembangan rohaniah, emosional, sosial, intelektual dan
fisik
2) Mendidik anggota kelompok
sosial yang saleh, baik dalam keluarga maupun masyarakat muslim
3) Mendidik manusia yang saleh
bagi masyarakat insani yang besar. Ketiga hal tersebut menjadi salah satu
tujuan khusus yang hendak dicapai dalam tujuan pendidikan Islam.[14]
Dari sini
dapat diketahui bahwa pada prinsipnya manusia adalah makhluk pendidikan yang
artinya terus mengalami proses belajar sepanjang hayat (long live
education) yang tiada lain bertujuan
untuk mencapai puncak kebahagiaan hidup. Terlebih lagi jika kita berani menjadi
seorang pendidik maka kita tidak boleh berhenti mengenyam pendidikan (menambah
ilmu).
Dalam
konteks Islam tujuan puncak dari sebuah pendidikan adalah menjadi insan kamil sebagi hamba Allah yang ingin
mendapatkan kesempurnaan di dunia maupun akhirat.
[1]
Farid Zulkarnain. (2012). “Pemikiran
Filosof Muslim Periode Klasik” . Diakses
pada tanggal 1 oktober 2012. 22.26 WIB. http://faridzulkarnainduniailmu.blogspot.com/2012/01/pemikiran-filosof-muslim-periode-klasik.html
[2]
Wangsa, Teguh Gandi, Filsafat
Pendidikan, Madzhab-madzhab Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011 hlm. 67
[3]
Daulay. Pemberdayaan Pendidikan Islam di
Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta. 2009. hlm 6
[4] Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat
Pendidikan Islam, cetakan III .Bandung: CV.Pustaka Setia, 2007, Hlm. 68.
[5]
Munawir, dkk. Hakikat Manusia, dan
Pendiikan Islam: PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. Accessed on: kamis, 4 April 2013
[9]
Daulay. hlm 7
[10]
http://kutiba.multiply.com/journal/item/6/PENDIDIKAN_ISLAM. html.
[11] Ramayulis, Ilmu
Pendidikan Islam, cet. Ke-5 .Jakarta: Kalam Mulia, 2006. 133.
[12] Ramayulis, 138.
[13] Ramayulis, 140
Langganan:
Postingan (Atom)